Berita Kampus, Informasi Mahasiswa
GURU
MUHAMMADIYAH, PILAR PENDIDIKAN BERKEMAJUAN DI MASA DEPAN
Oleh:
M. Arif Susanto, M.Pd.I
(Dosen
STIT Muhammadiyah Bojonegoro)
Guru Muhammadiyah seringkali menghadapi tantangan dalam hal peningkatan kualitas pengajaran, terutama terkait dengan adaptasi terhadap teknologi dan metode pembelajaran modern. Banyak guru masih bergantung pada metode tradisional yang kurang efektif dalam menghadapi kebutuhan generasi milenial dan gen Z. Selain itu, kurangnya pelatihan yang berkelanjutan menyebabkan beberapa guru kesulitan mengikuti perkembangan kurikulum dan pendekatan baru dalam pendidikan. Hal ini membuat siswa kurang tertantang dan cenderung kehilangan minat dalam proses pembelajaran.
Muhammadiyah
harus memperkuat program pengembangan kapasitas guru, terutama dalam hal
literasi digital dan metode pembelajaran inovatif. Pelatihan intensif dalam
teknologi pendidikan, seperti penggunaan aplikasi pembelajaran digital dan
metode pengajaran berbasis proyek, perlu diperluas. Selain itu, perlu ada
evaluasi berkala terhadap kinerja guru dan kesempatan bagi mereka untuk
mengikuti lokakarya atau seminar pendidikan yang relevan. Dengan peningkatan
kompetensi melalui pelatihan yang berkelanjutan, guru Muhammadiyah akan lebih
siap menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan efektivitas pengajaran di
kelas.
Guru dalam
perspektif Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak
generasi penerus yang unggul, baik dari segi akademik maupun spiritual. Dalam
konteks masa depan, peran guru Muhammadiyah akan semakin krusial, terutama
dalam menghadapi perubahan zaman yang dinamis. Pendidikan Islam yang dibawa
oleh Muhammadiyah harus mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, namun tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip keislaman.
Al-Qur’an memberikan perhatian besar terhadap peran seorang pendidik. Dalam Islam, guru bukan hanya pengajar ilmu, tetapi juga pembimbing akhlak dan moral. Sebagaimana tertuang didalam Al-Qur'an dan Hadits tentang pentingnya peran seorang guru. Allah Ta'ala memberikan petunjuk melalui Al-Qur'an Surat Surat Al-Jumu’ah ayat 2:
هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّـۧنَ
رَسُولًا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ
ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
"Dialah
yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka,
dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya,
mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata," (QS. Al-Jumu'ah 62: Ayat
2)
Ayat ini
menunjukkan bahwa tugas utama seorang pendidik adalah memberikan pengajaran
tentang ilmu yang hakiki, yaitu ilmu agama (kitab) dan hikmah (kebijaksanaan).
Disisi lain Nabi Muhammad SAW menyampaikan tentang peran penting beliau sebagai seorang guru sebagaimana didalam hadits yang berbunyi:
"Sesungguhnya aku diutus sebagai
seorang pendidik (guru)."
Hadits ini
menggambarkan bahwa peran utama Rasulullah SAW adalah sebagai guru yang
mengajarkan umatnya bukan hanya pengetahuan agama, tetapi juga moral, etika,
dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut Tujuh Poin Penting Guru
Muhammadiyah di Masa Depan yang perlu diperhatikan
1.
Penguasaan Teknologi
Guru
Muhammadiyah harus memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Teknologi bukan hanya alat bantu,
tetapi menjadi media utama dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi.
Platform digital seperti e-learning, aplikasi edukasi, dan media sosial akan
menjadi sarana utama dalam menyampaikan materi pendidikan.
Teknologi
memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber daya pendidikan, memungkinkan
guru untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif dan interaktif. Namun,
penting bagi guru untuk bijak dalam memanfaatkannya, agar teknologi mendukung
pembelajaran yang mendidik, bukan sebaliknya.
2.
Kreativitas dalam Metode Pengajaran
Guru
Muhammadiyah harus kreatif dalam menciptakan metode pembelajaran yang mampu
mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa. Dengan adanya kurikulum yang
dinamis, guru dituntut untuk menyajikan materi yang relevan dengan konteks
zaman tanpa kehilangan esensi nilai-nilai Islam.
Kreativitas
adalah kunci untuk menjaga minat dan semangat siswa dalam belajar. Penggunaan
metode seperti project-based learning, gamifikasi, dan flipped classroom dapat
meningkatkan pemahaman siswa dan membuat proses pembelajaran lebih
menyenangkan.
3.
Peningkatan Kompetensi Profesional
Guru
Muhammadiyah di masa depan dituntut untuk terus belajar dan meningkatkan
kompetensi profesionalnya. Hal ini meliputi penguasaan materi, strategi
pengajaran, dan evaluasi pembelajaran yang efektif.
Peningkatan
kompetensi ini bisa dilakukan melalui pelatihan, seminar, dan mengikuti
perkembangan ilmu pendidikan modern. Dengan kompetensi yang terus berkembang,
guru dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi kualitas pendidikan.
4.
Berkarakter Islami dan Berintegritas
Guru
Muhammadiyah harus menjadi teladan dalam perilaku dan karakter Islami. Mereka
tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membimbing siswa dalam membentuk
akhlak yang baik. Integritas dalam setiap tindakan menjadi hal yang sangat
penting.
Karakter yang
Islami akan menjadikan guru sebagai figur yang dihormati dan diteladani oleh
siswa. Hal ini penting dalam membentuk generasi yang memiliki moral dan etika
yang tinggi, sesuai dengan nilai-nilai Islam.
5.
Menjadi Motivator dan Inspirator
Guru tidak
hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai motivator yang
mampu mendorong siswa untuk terus belajar dan berprestasi. Guru harus mampu
menginspirasi siswanya agar memiliki cita-cita yang tinggi dan semangat untuk
mencapainya.
Seorang
motivator yang baik adalah mereka yang memahami potensi dan bakat setiap siswa,
sehingga dapat memberikan dorongan yang sesuai untuk memaksimalkan perkembangan
mereka.
6.
Keterlibatan dalam Masyarakat
Guru
Muhammadiyah harus berperan aktif dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Keterlibatan ini merupakan bentuk pengabdian yang sesuai dengan semangat
Muhammadiyah untuk berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang berkemajuan.
Dengan
terlibat dalam masyarakat, guru tidak hanya mengajar di dalam kelas tetapi juga
menjadi agen perubahan di lingkungan sekitarnya. Hal ini memperkuat peran guru
sebagai pelopor pembaruan sosial.
7.
Mengembangkan Pendidikan Holistik
Pendidikan
yang ditawarkan oleh guru Muhammadiyah harus holistik, mencakup aspek
intelektual, emosional, spiritual, dan sosial. Pendidikan tidak hanya terfokus
pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang
seimbang.
Pendidikan
holistik mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata dengan
keseimbangan yang baik antara ilmu, akhlak, dan sosial. Hal ini penting agar
siswa dapat menjadi individu yang utuh dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Guru
Muhammadiyah harus siap menghadapi tantangan zaman dengan keterampilan yang
relevan, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Penguasaan
teknologi, kreativitas, integritas, dan pengembangan pendidikan holistik adalah
kunci utama dalam membentuk generasi yang berkemajuan. Sebagai pelaku utama
dalam proses pendidikan, guru harus terus belajar dan berinovasi untuk
memastikan bahwa pendidikan Muhammadiyah tetap unggul dan relevan di masa yang
akan datang.