Berita Kampus, Informasi Mahasiswa
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Bank Indonesia meluncurkan tujuh uang baru tahun emisi 2022 bersamaan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 pada Rabu (17/08). Tujuh uang baru tersebut terdiri atas pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Ketujuh pecahan rupiah ini menampilkan delapan Pahlawan Nasional, salah duanya adalah tokoh Muhammadiyah, yaitu: Soekarno dan Djuanda Kartawidjaja.
Soekarno pada Pecahan Rp. 100.000
Pada bagian depan pecahan Rp. 100.000 menampilkan Tokoh Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs Mohammad Hatta, sebagai gambar utama. Terdapat lambang negara Garuda Pancasila, gambar kepulauan Indonesia, Bunga Anggrek Bulan, dan beberapa motif khas Indonesia. Sementara bagian belakang menampilkan Tari Topeng Betawi yang disandingkan dengan keindahan alam Raja Ampat, serta dipadukan dengan keanggunan Bunga Anggrek Bulan.
Soekarno merupakan Pahlawan Nasional yang sudah tertarik dengan gerakan Muhammadiyah serta pikiran-pikiran berkemajuan KH. Ahmad Dahlan sedari kecil. Saat diasingkan pada 1938-1942 ke Bengkulu, pria yang lahir pada 6 Juni 1901 ini sering berdiskusi dengan beberapa tokoh Muhammadiyah setempat. Pada saat itulah ia secara resmi bergabung dengan Muhammadiyah, bahkan memegang jabatan strutural sebagai Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah Daerah Bengkulu.
Dilansir dari Suaraaisyiyah.id, pada momentum Muktamar Muhammadiyah ke-35 pada tahun 1962 di Jakarta atau yang dikenal dengan Muktamar setengah abad, Soekarno yang waktu itu merupakan Presiden Republik Indonesia mendapat sambutan hangat dari warga Muhammadiyah. Dengan tegas ia berujar, “Dan saya kepada Muhammadiyah, makin lama makin cinta”.
Djuanda Kartawidjaja pada Pecahan Rp. 50.000
Pada bagian pecahan Rp. 50.000 menampilkan Tokoh Pahlawan Nasional Republik Indonesia Ir. H. Djuanda Kartawidjaja sebagai gambar utama. Terdapat lambang negara Garuda Pancasila, gambar kepulauan Indonesia, Bunga Jepun Bali, dan motif khas Indonesia. Sementara bagian belakang menampilkan Tari Legong yang disandingkan dengan keindahan alam Taman Nasional Komodo, serta dipadukan dengan keanggunan Bunga Jepun Bali.
Djuanda lahir pada 14 Januari 1911 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pahlawan Nasional yang berjasa besar dalam kedaulatan laut Indonesia ini dikenal sebagai sosok politisi yang malang-melintang dalam sejumlah jabatan kementerian. Pernah menjadi Perdana Menteri ke-10 tahun 1957-1959 serta empat kali menjadi Menteri yaitu Menteri Keuangan, Menteri Pertahanan, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Perhubungan di zaman Presiden Soekarno.
Hubungan Djuanda dengan Muhammadiyah terbilang sangat erat. Semasa muda ia aktif menjadi anggota Muhammadiyah, bahkan saat usianya 23 tahun pernah menjabat Ditektur SMA Muhammadiyah Jakarta. Padahal, setelah lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) atau Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1933, ia ditawari asisten dosen di Technische Hoge School dengan gaji yang lebih besar. Namun, Djuanda lebih memilih mengabdikan diri menjadi pengajar di Muhammadiyah.
Dilansir dari Suaramuhammadiyah.id, saat Muktamar Setengah Abad Muhammadiyah pada tahun 1962 di Jakarta, Djuanda menyampaikan testimoni sebagai berikut: “Karena mengindahkan petunjuk orangtua saya, saya kenali Muhammadiyah. Bukan sekadar kenal saja, tetapi saya malah dipercaya memasak kecerdasan putera-puteri anak didik Muhammadiyah di masa itu. Penderitaan hidup dan pahit getir, bagi Muhammadiyah bukan soal, adanya hanya kepuasan hati karena kerjasama di antara kita dan pengurus Muhammadiyah tetap terjalin dengan ukhuwah Islamiyah yang seerat-eratnya.”
Itulah dua tokoh Muhammadiyah yang terdapat dalam pecahan uang rupiah yang baru. Dengan adanya sosok Soekarno dan Djuanda ini membuktikan bahwa peran dan kontribusi Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia tidak sedikit. Harapannya, kader-kader Muhammadiyah dapat terus memberikan solusi nyata atas segala permasalahan di tanah air maupun kemanusiaan semesta. Spirit serta perjuangannya perlu tetap dihidupkan dalam setiap ruh gerakan Persyarikatan.
Sumber : https://muhammadiyah.or.id/ada-dua-tokoh-muhammadiyah-di-uang-baru-siapa-saja/