Campus News, Article

Yudisium

09 August 2024 20:31
Share
  • action.share.whatsApp
  • action.share.copy

Oleh: AS. Fuady

Kamus bahasa Indonesia mengartikan yudisium sebagai "Penentuan nilai (lulus) ujian sarjana lengkap (di perguruan tinggi)". Merujuk definisi itu, maka yudisium adalah upacara pengesahan sebagai lulusan disertai penyampaian perolehan nilai akhir dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Yudisium merupakan tahap akhir atau pungkasan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.

Tentu, kelulusan adalah impian setiap mahasiswa yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mendapat predikat lulus, apalagi dengan nilai yang baik, pasti menjadi keinginan. Tetapi, apakah Yudisium hanya sekadar perisitiwa kelulusan semata? Tentu saja tidak. Yudisium menjadi medium bagi perguruan tinggi untuk menegaskan kembali apa tujuan pendidikan di perguruan tinggi.

Setiap mahasiswa yang dapat mengikuti yudisium, pasti telah menyelesaikan tahapan tugas akhir. Sebagian menyebutnya dengan skripsi. Skripsi, ringkasnya, merupakan laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh setiap mahasiswa. Penelitian dapat dimaknai sebagai upaya menyelidik ilmu untuk mendapat jawaban dari sebuah masalah berdasarkan fakta atau data menggunakan logika serta metode ilmiah.

Tidak bermaksud menyederhanakan, penelitian sebagai bagian tugas akhir mahasiswa itu menegaskan bahwa inti belajar di perguruan tinggi adalah pengembangan ilmu dengan cara melakukan penyelidikan atau penelitian.

Untuk apa penelitian dan penyelidikan itu dilakukan? Tentu saja untuk pengembangan ilmu. Pada titik inilah, tujuan perguruan tinggi berbeda dengan pendidikan di tingkat dasar dan menengah yang penekanannya untuk penyampaian pengetahuan sebagai buah ilmu.

Penjelasan di atas meneguhkan tujuan pendidikan tinggi melatih mahasiswa menyelidik dalam rangka pengembangan ilmu. Penyelidikan ilmu pertama mengharuskan kejujuran dalam mengumpulkan data, kemudian menganalisis persoalan beedasarkan pendekatan kausalitas, bahwa setiap kenyataan atau kejadian faktual memiliki dasar sebab tertentu yang berakibat tertentu pula. Sederhananya: Setiap masalah memiliki penyebab berbeda dengan jawaban atau solusi berbeda.

Poin di atas penting, bahwa perguruan tinggi tidak hanya melatih mahasiswa menyelidiki ilmu, tetapi bagaimana ilmu yang diselidiki itu dapat memiliki kegunaan dalam penyelesaian permasalahan. Pada titik ini, mentalitas lulusan perguruan tinggi diuji: Sanggupkan hadir sebagai pribadi berilmu yang menawarkan pelbagai solusi dalam permasalahan yang dihadapi sesuai kemampuan ilmunya?

Pertanyaan itu sekaligus menguji eksistensi dan esensi peeguruan tinggi sebagai pencetak sarjana: Benarkan sarjana yang diluluskan perguruan tinggi telah dibekali dengan kemampuan sehingga "siap sedia" untuk diterjunkan kembali ke tengah-tengah kompleksitas kehidupan masyarakat? Jawaban atas pertanyaan ini, penting untuk dibuktikan bersama.

Perguruan tinggi, penyelidikan ilmu, sarjana, dan kontribusi bagi masyarakat. Poin-poin ini sesungguhnya adalah sebagian nilai yang hendaknya dipegang dan diyakini oleh setiap insan cendekia di perguruan tinggi, khususnya bagi calon lulusan perguruan tinggi yang akan menamatkan pendidikannya melalui pengukuhan bernama yudisium.

Menjadi sarjana, tidak sekadar menjadi bagian dari pribadi "elit", merujuk bahwa tidak lebih dari 7% penduduk Indonesia mengenyam pendidikan tinggi (diploma sampai doktor). Lebih dari sekadar status sosial, menjadi lulusan perguruan tinggi adalah akselerator kemajuan vertikal bagi perbaikan status sosial ekonomi individu, sekaligus mobilisator horizontal dalam pengembangan masyarakat. Sebuah status "elit" yang tidak mudah.

Beberapa baris puisi Taufik Ismail berjudul Almamater dikutip untuk mengakhiri tulisan ini:


Di manakah kau sekarang berdiri? Di abad ini.

Dan bersyukurlah karena lewat gerbangmu tua

Kau telah dilantik jadi warga Republik Berpikir Bebas

Setelah bertahun diuji kesetiaan dan keberanianmu

Dalam berpikir dan menyatakan kebebasan suara hati

Berpijak di tanah air nusantara

Dan menggarap tahun-tahun kemerdekaan Dengan penuh kecintaan

Dan kami bersyukur pada Tuhan

Yang telah melebarkan gerbang tua ini

Dan kami bersyukur pada ibu bapa

Yang sepanjang malam

Selalu berdoa tulus dan terbungkuk membiayai kami

Dorongan kekasih sepenuh hati

Dan kami berhutang pada manusia

Yang telah menjadi guru-guru kami


 

 

Campus News

Show Campus News

Article

Show Article