Campus News, Information for Student
Keadilan dan Rahmat Allah Taala : Penundaan Hukuman Terhadap
Hamba-Nya yang berbuat salah
oleh : M. Arif Susanto
وَلَوۡ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُواْ
مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهۡرِهَا مِن دَآبَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٍ
مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِۦ بَصِيرَۢا
"Dan sekiranya Allah menghukum
manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan
menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia
menangguhkan (hukuman)nya, sampai waktu yang sudah ditentukan. Nanti apabila
ajal mereka tiba, maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya."
(QS. Fatir Ayat 45)
Ayat diatas adalah Surah Fatir ayat 45. Ayat diatas membahas tentang hukuman Allah terhadap manusia sehubungan dengan perbuatan mereka. Mari kita kaji secara mendalam.
Ayat diatas mencerminkan prinsip dasar dalam ajaran Islam tentang keadilan dan hikmah di balik tindakan Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Penafsiran ayat ini melibatkan pemahaman tentang beberapa konsep kunci dalam ajaran Islam, seperti hukuman dan rahmat Allah, takdir, serta tujuan penciptaan manusia.
manusia.
1. Hukuman Allah Sebagai
Konsekuensi Perbuatan Manusia
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Mahaadil, yang memberikan hukuman atau balasan terhadap perbuatan manusia. Namun, Allah dengan kebijaksanaan-Nya tidak memberikan hukuman secara langsung setiap kali seseorang berbuat dosa. Ini mencerminkan rahmat-Nya yang luas, karena jika setiap pelanggaran langsung dihukum, tidak ada yang akan tersisa di bumi.
2. Keadilan dan Kehendak Allah
Allah menunda hukuman-Nya
sampai waktu yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah bertindak
berdasarkan keadilan-Nya yang maha tinggi dan memiliki rencana yang matang.
Keputusan-Nya tidak hanya bersifat impulsif, tetapi mencerminkan kebijaksanaan-Nya
yang melampaui pemahaman manusia.
3.
Rahmat Allah
Penundaan hukuman ini juga
mencerminkan rahmat Allah. Allah memberikan waktu kepada hamba-Nya untuk
bertaubat dan memperbaiki diri. Ini sejalan dengan prinsip bahwa Allah adalah
Maha Pengampun dan memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat sebelum
ajal mereka tiba.
4.
Takdir dan Kehendak Allah
Ayat ini menyoroti konsep
takdir (qadar), di mana segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah hasil
dari kehendak Allah. Manusia memiliki kebebasan memilih, tetapi Allah sebagai
Al-Muqtadir (Maha Menentukan) mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi.
5.
Tujuan Penciptaan Manusia
Ayat ini secara tersirat juga
membahas tujuan penciptaan manusia. Allah menciptakan manusia dengan tujuan
tertentu, dan kehidupan di dunia ini adalah ujian bagi hamba-Nya. Hukuman atau
kesulitan yang dihadapi manusia bukanlah siksaan semata, melainkan bagian dari
ujian dan pembentukan karakter.
6.
Allah Maha Melihat
Pernyataan bahwa Allah Maha
Melihat menekankan pada pengawasan-Nya yang komprehensif terhadap keadaan
hamba-Nya. Tidak ada yang terlewat dari perhatian-Nya, dan ini menciptakan
kesadaran bahwa perbuatan setiap individu tercatat dan akan dihitung pada hari
pembalasan.
7.
Kewajiban Manusia
Ayat ini juga mengingatkan
manusia akan tanggung jawab mereka terhadap perbuatan mereka sendiri. Dalam
kerangka kebebasan memilih, manusia memiliki kewajiban untuk memilih kebaikan
dan taat kepada Allah. Penundaan hukuman adalah panggilan untuk introspeksi dan
perbaikan diri.
8.
Keagungan Kepemimpinan
Allah
Ayat ini mencerminkan
keagungan dan kebesaran Allah sebagai Pencipta dan Pemilik alam semesta.
Keputusan-Nya yang penuh hikmah dan rencana yang matang menunjukkan kepada
manusia akan keterbatasan pemahaman mereka terhadap kebijaksanaan-Nya yang luar
biasa.
9.
Pentingnya Waktu dan Takdir
Penggunaan kata "waktu
yang ditentukan" menyoroti konsep waktu sebagai instrumen dalam rencana
Allah. Segala sesuatu terjadi pada waktunya yang telah ditetapkan oleh-Nya. Ini
mencerminkan konsep takdir dan kehendak-Nya yang meliputi seluruh dimensi
waktu.
Kesimpulan
Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa
Allah adalah Mahaadil, Maha Pengasih, dan Maha Mengetahui. Pemahaman yang
mendalam terhadap ayat ini mengajak kita untuk merenung tentang perbuatan kita,
merayakan rahmat Allah, dan bersyukur atas waktu yang diberikan-Nya untuk
bertaubat. Hukuman Allah adalah cerminan dari kebijaksanaan-Nya yang melampaui
akal manusia, dan penundaannya adalah bukti rahmat-Nya yang tidak terbatas.
wallahu a'lam