Berita Kampus, Berita Nasional, Informasi Mahasiswa

KKN Berdaya dan Memberdayakan

01 Februari 2025 13:39
Share
  • action.share.whatsApp
  • action.share.copy

Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi

Rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu

Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri

Kutipan di atas diambil dari beberapa baris puisi karya Taufiq Ismail berjudul Kerendahan Hati. Maknanya tegas: Jadilah diri sendiri dengan menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya. Tugas dan tanggung jawab diukur bukan oleh tinggi rendahnya posisi atau jabatan, tetapi dari komitmen setiap diri untuk, salah satunya, menjadi berdaya dan memberdayakan sesuai tugas dan tanggung jawab. 

Makna yang lebih luas, setiap orang tanpa peduli dengan jabatan dan posisinya, memiliki peluang sama besar untuk memberikan andil dan kontribusi dalam menghadirkan kebaikan dan perbaikan. Ukuran tinggi rendahnya seseorang, ditentukan oleh seberapa kuat kemauannya untuk menjadi manusia berdaya. Tidak berhenti di sini, setelah berdaya, upaya selanjutnya adalah memberdayakan. Ukuran berdaya lebih personal, sementara memberdayakan skalanya komunal.

Pertama, berdaya. Kata berdaya di dalam kamus memiliki beberapa makna: berkekuatan, berkemampuan, bertenaga, dan mempunyai akal atau cara untuk mengatasi sesuatu atau permasalahan. Berdasarkan definisi tersebut, maka setidaknya, ada tiga kata kunci untuk memahami berdaya yaitu: kekuatan, akal, masalah. Jikalau digabung ketiga kata tersebut, maka berdaya adalah memiliki kekuatan akal pikiran dalam menyelesaikan masalah.

Hidup dan kehidupan di belantara bumi manusia tidak pernah sepi dari masalah. Masalah adalah sumber kemajuan. Kemajuan dalam kehidupan manusia diperoleh dengan pemberdayaan akal untuk mengatasi masalah. Tanpa masalah, akal tidak memiliki sumber pemicu untuk meledak. Tanpa akal, masalah hanya berhenti sebagai masalah, tanpa solusi dan hadirnya kemajuan. Akal dan masalah sesungguhnya adalah dua sejoli yang bersimbiosis mutualisme.

Manusia berdaya dicirikan sebagai manusia yang akalnya aktif dalam menyelesaikan masalah. Kata "aktif" yang mengiringi akal, tentu memiliki maksud. Akal aktif akan senantiasa mencari tambahan ilmu, pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman praktikal. Akal aktif tidak pernah berhenti dan merasa puas dengan capaian yang telah diperoleh. Akal aktif senantiasa belajar untuk memperoleh kebaruan. 

Kedua, memberdayakan. Kata ini di kamus diartikan sebagai "membuat berdaya". Membuat berdaya berarti kata aktif atau perbuatan yang secara aktif, sadar, dan terencana dilakukan untuk membuat berdaya, diri sendiri dan orang lain. Memberdayakan bermakna upaya aktif dengan penuh kesadaran berbuat bagi hadirnya kebaikan dan perbaikan bersama. Membuat berdaya berarti upaya terus-menerus untuk menjadikan orang agar memiliki kemampuan akal pikiran dalam menyelesaikan permasalahan. 

Kata kunci memberdayakan adalah menjadikan orang agar memiliki kemampuan akal, pikiran, dan inisiatif mandiri dalam menyelesaikan persoalan. Memberdayakan, oleh karena itu, tidak hanya berhenti pada saat ini, tetapi berorientasi ke masa mendatang. Memberdayakan tidak hanya bertujuan menyelesaikan permasalahan saat ini, tetapi memberi bekal kemampuan ilmu dan pengalaman untuk menghadapi permasalahan yang akan hadir.

KKN (kuliah kerja nyata) adalah medium pembelajaran ganda, menjadikan mahasiswa berdaya sebagai agen dalam memberdayakan masyarakat. Kuncinya adalah inisiatif dengan akal dan pengalaman untuk membuat masyarakat berdaya dalam menghadapi permasalahannya. Dan, untuk menjadi (mahasiswa) berdaya dan memberdayakan, jangan terkotak-kotak oleh posisi dan jabatan apa yang diemban. Cukuplah kesadaran sebagai manusia terdidik yang menjadi pegangan. Kesadaran sebagai sesama anak manusia. Karena, "kesadaran adalah matahari" yang dapat menuntun "perjuangan sebagai pelaksanaan dari kata-kata".  


Berita Kampus

Tampilkan Berita Kampus

Berita Nasional

Tampilkan Berita Nasional

Informasi Mahasiswa

Tampilkan Informasi Mahasiswa